Selasa, 27 Mei 2014
Batu Akik Khas Cirebon
1. Batu Ampar Gunungjati Cirebon
Ampar mungkin jenis batu ini tidak begitu asing ditelinga penggemar batu, khususnya batu aji, banyak cerita tentang batu yang satu ini salah satunya dulu konon Mbah Kuwu Cirebon (Raden Walangsungsang) pun menggunakan ampar sebagai mata cincin, menurut ceritera penduduk sekitar gunung jati, batu ampar yang dipercaya digunakan oleh Mbah Kuwu Cirebon adalah batu ampar berwarna hitam, namun ini hanya cerita rakyat, ada juga yang meyakini bahwa batu ampar dulu juga digunakan sebagai alas duduk dewan walisongo apabila sedang melakukan rapat, dan juga digunakan sebagai alas waktu walisongo berdzikir, sehingga dipercaya ampar juga memiliki kekuatan alam khusus (dikembalikan lagi kepada kepercayaan masing-masing).
Ampar adalah salah satu batu khas tanah caruban, Ampar sebenarnya tergolong ke keuluarga garnit. Keunikan ampar caruban yang khususnya berada di dalam pelataran Makam/Astana Kanjeng Sunan Gunung Jati terdapat biji besi, sehingga menempel jika didekatkan dengan magnet (bergantung banyak atau tidaknya biji besi yang terkandung di dalam batu ampar). Namun ada juga jenis ampar di beberapa lokasi Makam yang tidak mengangung biji besi. Di Pelataran Makam/Astana Kanjeng Sunan Gunung Jati ada beberapa jenis ampar dan juga warna. Ampar yang susah untuk didapat adalah ampar jenis menyan, kemungkinan nama ampar menyan ini dikarenakan tekstur batu yang mirip dengan kemenyan, warna ampar juga bermacam-macam, dan warna ampar yang paling sukar untuk didapat adalah warna hijau.
Warna Inti Batu Ampar :
Ampar Putih;
Ampar Merah;
Ampar Coklat;
Ampar Hitam;
Ampar Hijau.
2. Galih Nagasari
ADA kepercayaan dalam masyarakat Jawa, beberapa jenis kayu tertentu memiliki kekuatan magis. Antara lain karena tumbuh di tanah keramat. Karena derajat tuahnya, kadangkala memerlukan ritual khusus untuk mengambil. Motif serat kayu dan bentuknya diyakni sering memiliki kekuatan gaib. Pelet Kendhit, misalnya, warangka keris dari kayu Timaha ini dipercaya memiliki daya mengikat tamu dalam hajad agar tak segera pulang.
Kepercayaan ini juga terdapat pada suku bangsa lain. Memang ada beberapa jenis kayu secara tradisional dianggap bertuah. Pohon asal India ini mudah tumbuh di bawah 1300 meter dpl (di atas permukaan laut). Banyak terdapat di Jawa dan Bali. Tinggi bisa mencapai 20 mater dengan diameter batang 50 cm. Bisa didapat di makam raja-raja di Imogiri, Kotagede, Kudus dan Gunung Muria. Daun mudanya berwarna merah duduk berhadapan. Berbunga besar dengan 4 helai daun mahkota berwarna putih, beraroma wangi. Buahnya berkulit keras, disebut gandhek berisi 1 hingga 4 biji. Mulai akar, daun, bunga dan kulit, bisa dimanfaatkan sebagi obat.
Biji nagasari bisa untuk obat luar. Setelah dikupas, biji ditumbuk halus, kemudian dicampur minyak kelapa atau wijen yang dipanasi. Oleskan pada luka, bengkak atau eksim menahun. Biji nagasari juga bisa dipakai menyembuhkan luka dalam. Caranya, ambil 3-5 nagasari, pecah dan tumbuk lalu taruh dalam gelas berikut kulitnya, seduh dengan air matang. Diamkan sekitar 5 menit, setelah dingin bisa diminum. Ampasnya jangan dibuang, sebab bisa diseduh lagi setelah 5 jam. Air ini bisa mengobati haid, pendarahan lambung dan keputihan.
Dari pengalaman banyak orang, segala penyakit yang mempunyai efek panas badan dapat disembuhkan dengan nogosari, baik dengan seduhan dalam air mulai dari biji, serpihan kayu, daun, bunga atau kulit kayunya. Kulit kayu nagasari menjadi coklat kehitaman atau berserat hitam. Untuk mendapatkan dianjurkan puasa mutih (hanya makan nasi dan minum air putih) selama beberapa hari. Sebelum memotong kayu, seyogyanya melakukan sesaji menurut petunjuk jurukunci.
Kayu nogosari keras dan ulet, Kalau akan dibentuk dan diukir, kayu nogosari jangan dijemur setelah dipotong. Tapi langsung ditatah atau diserut setelah kering. Kayu ini berbahaya dijadikan alat pemukul. Kekuatan pukulan bisa membalik mengenai pemakainya. Tuah kayu ini dinilai memiliki beberapa daya magis. Misal untuk keselamatan, kewibawaan, pengobatan, perlindungan terhadap orang jahat (jin jahat), binatang berbisa, anti tenung dan black magic. Pemakai kayu ini diharapkan berlaku jujur dan suci, jika tidak maka tindakan negatifnya akan berbalik memukul diri sendiri. (mol)
Kayu Nagasari mudah dikenal karena jika ujungnya dibakar tidak menyala dan jika direndam sekitar 10 menit maka permukaannya akan keluar bulu-bulu halus.
Kayu ini jangan sekali-kali dilangkahi wanita. Juga jangan dilekati benda logam (emas, kuningan, perak) atau gading. Biarkan seperti adanya. Kayu yang tua sangat bagus untuk dibuat mata cincin, khasiatnya sama dengan membawa kayu Nagasari dalam ukuran besar.
Sumber : pos metro balikpapan
3. Genter Katilayu Gulajawa Cirebon
Jenis Fosil ini sangat keras berwana coklat seperti Gulajawa/Gulamerah .
Kalau disenter tembus berwarna coklat kemerahan polos adapun klau yang ada serat paling ada bintik item ataupun putih ada gumpalan seperti sayur.
Katilayu hampir mirip sama Kelor cuma beda diserat dan kekerasan batu.
Dikelor serat kayu nampak, mudah krek klau digosok,berwarna coklat kekuningan
Genter Katilayu Gulajawa Cirebon
Genter Kelor Garut
Liatkan serupa tapi tak sama Justru itu jangan mudah tertipu oleh omongan .
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar